Asal-Usul Penziarahan Kapal Bosok di Curug Kota Serang Banten
Assalamu'alaikum wr. wb.
Kalian pasti sudah tau atau mungkin pernah dengar tentang wisata religi yang lagi hits di Curug Kota Serang,Banten.
Ya benar Penziarahan Syekh Abdullah Angga Derpa atau yg biasa kita disebut Kapal Bosok.
Bosok sendiri diambil dari bahasa jawa yg berarti busuk.
Mungkin ada yg sudah pernah berkunjung kesana untuk berziarah atau sekedar untuk melihat-lihat saja.
Tapi, apakah kalian tau sejarah Kapal Bosok?
Jika belum .. Yuk mari simak pembahasannya dibawah ini...↓↓
Ya benar Penziarahan Syekh Abdullah Angga Derpa atau yg biasa kita disebut Kapal Bosok.
Bosok sendiri diambil dari bahasa jawa yg berarti busuk.
Mungkin ada yg sudah pernah berkunjung kesana untuk berziarah atau sekedar untuk melihat-lihat saja.
Tapi, apakah kalian tau sejarah Kapal Bosok?
Jika belum .. Yuk mari simak pembahasannya dibawah ini...↓↓
Sejarah Kapal Bosok
Sejarah kisah Ki Angga Derepa bermula ketika mendapatkan tugas dari Sultan pada zaman Kesultanan Banten.
Dia dikenal sebagai tokoh yang sakti karena karomahnya yang didapatkan dari Allah. Dia diminta mengumpulkan kayu bakar untuk keperluan hajatan pernikahan putri Sultan Banten.Namun, Ki Angga Derpa justru membawa kayu besar utuh yang dibawa dengan menyeretnya menggunakan tali yang dikaitkan pundaknya.Tidak disangka-sangka, seekor harimau menempati bagian dalampohon yang berlubang. Macan itu kemudian lepas saat pesta berlangsung dan mengacaukan acara pernikahan.
Sang Sultan yang marah menghukumnya, mengikat di sebuah kapal di pelabuhan setempat.
Berkat karomahnya sebagai seorang wali, Ki Angga Derpa berjalan hingga menarik kapal yang terikat dengan badannya.Ia lantas beristirahat di sebuah kampung bernama Drangong, Kelurahan Curug Manis hingga akhir hayatnya. Cerita tutur mencatat, kapal sang wali itu bersemayam hingga membusuk.
Dia dikenal sebagai tokoh yang sakti karena karomahnya yang didapatkan dari Allah. Dia diminta mengumpulkan kayu bakar untuk keperluan hajatan pernikahan putri Sultan Banten.Namun, Ki Angga Derpa justru membawa kayu besar utuh yang dibawa dengan menyeretnya menggunakan tali yang dikaitkan pundaknya.Tidak disangka-sangka, seekor harimau menempati bagian dalampohon yang berlubang. Macan itu kemudian lepas saat pesta berlangsung dan mengacaukan acara pernikahan.
Sang Sultan yang marah menghukumnya, mengikat di sebuah kapal di pelabuhan setempat.
Berkat karomahnya sebagai seorang wali, Ki Angga Derpa berjalan hingga menarik kapal yang terikat dengan badannya.Ia lantas beristirahat di sebuah kampung bernama Drangong, Kelurahan Curug Manis hingga akhir hayatnya. Cerita tutur mencatat, kapal sang wali itu bersemayam hingga membusuk.
Penduduk setempat kemudian menyebutnya "kapal bosok" yang diambil dari bahasa Jawa, artinya adalah kapal busuk. Itulah asal-usul kapal bosok di Serang, Banten.
Makam Ki Angga Derpa sendiri berlokasi di dekat Masjid Kapal Bosok. Nama itu semakin populer dan dicari, setelah banyaknya gambar Kapal Bosok yang diunggah di berbagai media sosial seperti Instagram.Pengelola makam tidak segan untuk mengingatkan kepada pengunjung untuk berziarah ke makam dulu dan mendoakan Ki Angga Derpa, sebelum berkunjung ke masjid kapal.
Wassalamu'alaikum
Komentar
Posting Komentar